Tugas Besar




 Kontrol Budidaya Lobster Air Tawar

Referensi

[1] R. M. Putra, S. Nurcahyo, and B. Priyadi, “Kontrol Dan Monitoring Ph Air Pada Budidaya Lobster Air Tawar Dengan Metode PID Berbasis Internet Of Things,” J. Elektron. dan Otomasi Ind., vol. 9, no. 2, p. 141, 2022, doi: 10.33795/elk.v9i2.334.

[2] C. Y. B. Aswi, N. Hendrarini, and Ismail, “Sistem Pemantau Lobster Air Tawar Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel,” e-Proceeding Appl. Sci., vol. 1, no. 3, pp. 2242–2248, 2015.

[3] H. Fauzi, “RANCANG BANGUN ALAT MONITORING AIR UNTUK BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR BERBASIS INTERNET OF THINGS,” Institute Teknologi Telkom, 2022.

[4] T. R. Wulandari, “MONITORING KUALITAS AIR DI KOLAM AIR TAWAR (STUDI KASUS JURUSAN PERIKANAN UMM),” Universitas Muhammadiyah Malang, 2017.

[5] M. N. P. Ma’ady, “PEMBUATAN SISTEM MONITORING SUHU, PH, TDS, DO, AMONIA DAN NITRIT AIR KOLAM BAGI UMKM FULLOBSTER SURABAYA BERBASIS MACHINE LEARNING,” 2022.

 

Cara Budidaya  Lobster Air Tawar

 

1. Budidaya

Yang perlu dilakukan adalah memilih jenis lobster yang akan dikembangbiakan. Ada beberapa jenis lobster yang biasa dibudidayakan diantaranya adalah:

Red Claw (Cherax quadricarinatus) yang biasa hidup di rawa, danau dan sungai. Red Claw artinya capit merah, karena capitnya berwarna kemerahan. Jenis ini yang paling sering dibudidayakan di Indonesia.

Red Swamp Crayfish (Procambarus clarkii) jenis lobster ini merupakan jenis lobster yang ukurannya relatif kecil dibandingkan lobster air tawar lainnya. Ukurannya mencapai 50 gram dalam 3 hingga 5 bulan.

Yabby (Cherax destructor) merupakan sebuah jenis lobster besar yang beratnya bisa mencapai 400 gram per ekornya.

Ketika memilih jenis, pastikan jenis lobster yang Anda pilih adalah bibit lobster yang unggul. Selain itu, pastikan asal usul bibit lobster yang akan Anda budidaya, apakah bibit itu berasal dari alam atau hasil budidaya.

 

2.  Proses Benih Lobster Air Tawar

Ketika indukan betina sudah bertelur, pindahkan dengan hati-hati ke luar dari tempat persembunyiannya. Tempatkan di tempat yang sesuai dengan kehidupan lobster air tawar dan biarkan induk betina melakukan proses pengeraman telur selama 3 sampai 5 minggu.

Telur yang berada di indukan betina pada awalnya berwarna karamel, lalu berubah menjadi kecoklatan. Selama beberapa hari kemudian telur tersebut menjadi berwarna merah keunguan seperti anggur. Kemudian telur tersebut berubah menjadi berwarna hitam dan mulai muncul organ benih-benih lobster yang menempel di indukan betina hingga akhirnya terlepas menjadi para benur.

 

3. Cara Perawatan Kolam untuk Lobster Air Tawar

Menjaga kebersihan kolam merupakan salah satu hal penting yang perlu dilakukan dalam membudidayakan lobster air tawar. Kolam lobster dapat dibuat dari kolam terpal maupun semen. Apapun bahan kolam itu, sebaiknya pastikan tidak ada bahan kimia yang mengkontaminasi air kolam.

 

4. Pengukuran kualitas air 

Setelah itu, cairan suplemen dimasukkan ke dalam air. Biarkan beberapa hari agar organisme alami muncul di dalam kolam. Walau begitu, air pada kolam harus diganti secara teratur dan pipa paralonnya harus dibersihkan juga sebanyak 2 hingga 3 hari sekali. Selain itu, berikan cairan suplemen sebanyak 6ml per meter persegi setiap 10 hari sekali.

Pengukuran kualitas air dilihat dari suhu, pH, dan DO Lobster air tawar dapat tumbuh dan hidup secara optimal pada suhu 26-30ÂșC Pada habitat aslinya lobster air tawar hidup pada pH berkisar 6,7-7,8. Kemudian, lobster air tawar akan tumbuh dengan optimal pada oksigen terlarut (DO) berkisar > 3 – 5 mg/l. Lakukan pemeriksaan kualitas air sekali dalam seminggu.

 

5. Pencegahan Hama dan Penyakit 

 Pasang saringan di tiap saluran air Untuk pencegahan hama, lakukan perendaman induk dalam garam dapur 10 gram yang telah dilarutkan Langkah di atas dilakukan sebelum induk dipijahkan.

6. Panen

Panen dilakukan setelah benih lobster berumur 4 minggu sejak menetas. Pemanenan benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lobster tidak stres.

Pemasangn kontrol budidaya lobster air tawar



KONDISI
- ph 6-8
- ketinggian 30 cm
- suhu 20 - 31 derajat C
- ukuran kolam 1 x 2 x 0.5


1. Abstrak[>KEMBALI]

Pada tugas ini membahas tentang bagaimana cara melakukan sistem kontrol budidaya lobster air tawar. Alat ini bertujuan untuk membantu pekerjaan petani lobster dan dapat menghemat tenaga serta dapat meningkatkan kualitas lobster air tawar. Dari pengujian yang telah dilakukan bahwa sistem kontrol budidaya lobster air tawar dapat bekerja dengan baik.

 

2. Pendahuluan[>KEMBALI]

Lobster air tawar merupakan salah satu komoditas udang konsumsi yang belum banyak dikenal oleh kalangan masyarakat saat ini. Lobster air tawar dapat ditemukan hidup di danau, rawa, atau sungai. Lobster air tawar memiliki nilai harga jual yang tinggi dipasaran. Tingginya harga lobster air tawar berkaitan dengan tingginya permintaan pasar baik secara lokal maupun luar negeri dan sedikitnya pembudidaya lobster air tawar saat ini. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), Indonesia menjadi salah satu negara produsen utama sekaligus pemasok terbesar lobster air tawar di pasar internasional.

Lobster memang dianggap sebagai komoditas udang konsumsi yang mewah dibandingkan dengan udang konsumsi lainnya. Selain daging yang padat, dan enak lobster air tawar juga memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, terutama protein. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lobster air tawar maka diperlukan budidaya yang instensif. Menurut Setiawati, Sutajaya dan Suprayudi (2008), sistem budidaya intensif memerlukan pemberian pakan buatan yang intensif pula. Akan tetapi kegiatan budidaya saat ini dihadapkan pada kenyataan mahalnya harga pakan buatan. Dalam budidaya lobster air tawar, pakan merupakan bagian yang amat

penting sebab pakan menempati 60-70% dari total biaya produksi yang harus

dikeluarkan (Lukito dan Prayugo, 2007).

 

3. Kajian pustaka[>KEMBALI]

1. Lobster air tawar

Lobster air tawar merupakan salah satu genus yang termasuk ke dalam kelompok udang tawar (Crustacea), yang secara alami memiliki ukuran tubuh besar dan seluruh siklus hidupnya di lingkungan air tawar. Lobster air tawar memiliki beberapa nama internasional, yaitu crawfish dan crawdad. Berdasarkan penyebarannya di dunia, terdapat 3 family lobster air tawar yaitu famili Astacidae, Cambaridae, Parastacidae.

2. Sensor suhu DHT 11

Sensor DHT11 adalah module sensor yang berfungsi untuk mensensing objek suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah lebih lanjut menggunakan mikrokontroler. Module sensor ini tergolong kedalam elemen resistif seperti perangkat pengukur suhu seperti contohnya yaitu NTC. Kelebihan dari module sensor ini dibanding module sensor lainnya yaitu dari segi kualitas pembacaan data sensing yang lebih responsif yang memliki kecepatan dalam hal sensing objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak mudah terinterverensi. Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur kalibrasi nilai pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat. Penyimpanan data kalibrasi tersebut terdapat pada memori program OTP yang disebut juga dengan nama koefisien kalibrasi. Sensor ini memiliki 4 kaki pin, dan terdapat juga sensor DHT11 dengan breakout PCB yang terdapat hanya memilik 3 kaki.

Gambar Sensor DHT11


 

· Tegangan masukan : 5 Vdc

· Rentang temperatur :0-50 ° C kesalahan ± 2 ° C

· Kelembaban :20-90% RH ± 5% RH error

 

 

3. Sensor pH

Sensor PH adalah instrumen untuk mengukur konsentrasi hidrogen dalam sebuah larutan. Baik sensor pH untuk air maupun untuk tanah perlu dikalibrasi berkala agar ke-akuratannya terjamin.

Untuk menjamin keakuratan sensor ph, diperlukan bahan buffer solution dengan pH diketahui dan akurat. buffer solution yang digunakan umumnya adalah dengan pH 4.0 dan pH 7.0.

- Gambar sensor pH di proteus

4. Water level sensor

Water level merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ketinggian air dengan output analog kemudian diolah menggunakan mikrokontroler. Cara kerja sensor ini adalah pembacaan resistansi yang dihasilkan air yang mengenai garis lempengan pada sensor. Yang berguna sebagai pengatur tinggi rendahnya permukaan air dalam suatu wadah (bak / tangki).

- Gambar water level sensor di proteus




5. Sensor RTC

RTC (Real time clock) adalah jam elektronik berupa chip yang dapat menghitung waktu (mulai detik hingga tahun) dengan akurat dan menjaga/menyimpan data waktu tersebut secara real time. Fungsinya adalah untuk menghitung jam, menit, detik, bulan, hari dan bahkan bertahun-tahun.

- Gambar sensor RTC di proteus

 

  6). Relay


    Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Simbol di proteus



        7). Ground

  Suatu komponen listrik yang bisa meniadakan beda potensial sebagai pelepasan muatan listrik berlebih pada suatu instalasi listrik dengan cara mengalirkannya ke tanah.

Simbol di proteus




        8). Power Supply

    Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Power supply atau catu daya adalah suatu alat atau perangkat elektronik yang berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC untuk memberi daya suatu perangkat keras lainnya. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah. Power supply/unit catu daya secara efektif harus mengisolasi rangkaian internal  dari  jaringan  utama,  dan  biasanya  harus  dilengkapi  dengan pembatas  arus  otomatis  atau  pemutus  bila  terjadi  beban  lebih  atau hubung  singkat.  Bila  pada  saat  terjadinya  kesalahan  catu  daya, tegangan  keluaran DC meningkat  di  atas  suatu  nilai  aman maksimum untuk rangkaian internal, maka daya secara otomatis harus diputuskan.

Simbol di proteus


4. Metodologi Penelitian[>KEMBALI]

Agar penelitian dapat berjalan dengan lancar, maka dalam pelaksanaan digunakan langkah – langkah sebagai berikut:

 

Dalam perancangan dan pembuatan alat ini, penulis mengerjakan dengan

metodologi sebagai berikut:

• Study literature

Melakukan kajian dari buku, data sheet,serta data-data yang berhubungan dengan penyusunan tugas akhir ini.

• Perencanaan dan pembuatan alat

Melaksanakan perencanaan dan pembuatan alat sesuai dengan rencana yang telah di susun sebagai perwujudan dari pelaksanaan tugas ini.

• Pengujian dan realisasi alat

Pengujian di lakukan untuk mengetahui performa alat apakah sudah sesuai dengan perencanaan sistem yang di buat.

• Pengambilan kesimpulan

Yang berisikan kesimpulan dan saran atas analisa yang di buat.

 

5.Rangkaian Simulasi[>KEMBALI]


 

 

6. Prinsip Kerja[>KEMBALI]

Kolam dikontrol dengan ketinggian air nya 30cm, untuk menjaganya memakai water level sensor. Jika airnya low maka pompa akan menyala,dan jika air sudah mencapai batas 30cm makan pompa akan mati. Selanjutnya  RTC akan mengatur waktu pada saat detik ke 2, pada detik 12,03s maka akan melakakan pakan otomatis. Selanjutnya sensor ph, ketika ph nya dibawah 6 akan menghasilkan larutan basa dan ketika ph nya diatas 8 maka akan menghasilkan larutan asam. Suhu pada budidaya lobster air tawar ini berkisar pada 23-28 derajat C.

 

7. Video[>KEMBALI]



 

 

 

8. Link Download[>KEMBALI]

Download HTML klik

    Download File Rangkaian klik

    Download Video Rangkaian klik

    Download Datasheet Resistor klik

    Download Datasheet Arduino klik

    Download Datasheet transistor klik

    Download Datasheet Dioda klik

    Download Datasheet Relay klik

Download Datasheet sensor RTC klik

 Download Datasheet Sensor pH klik

 Download Datasheet Water level sensor klik

     Download Datasheet LM35 [klik]

     Download Library LM35Sensor [klik]

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar